Saturday, November 15, 2014

Menjagalah pada Keimanan


Menjagalah pada Keimanan anda, selagi ada nafas diberikan Allah. Karena siksa Allah sangat pedih.
Dunia ini sudah "tua", artinya tanda tanda kerusakan jaman telah jelas terlihat, ciri ciri yang dikemukakan oleh Junjungan kita Nabi SAW sudah terwujud dimana mana. Tanpa menjaga keimanan anda dengan cara yang kuat, bisa bisa, pagi anda iman sore anda tak terasa sudah mengkufuri Allah, sore seseorang iman tak terasa paginya sudah keluar dari agamanya. Apalagi kenyataan dimana mana rumah tangga, agama bagi anggota keluarga dibiarkan begitu saja. Orang tua tidak hirau dengan urusan agama anak anaknya, mau paham syukur mau tidak paham situlah. Ibarat orang didesa melepas ayam kampung peliharrannnya, dibiarkan mencari makan sendiri. Pagi kandang dibuka, sore ayam datang sendiri masuk kandang, kandang ditutup. Begitu juga agama si fulan si painem mboh ora weruh. Yang penting pergi sekolah, sekolah sekolah. Tak salah kalau Jokowi mencanangkan revolusi mental.   Menjaga keimanan tidaklah mudah. Karena "hijaunya" dunia merupakan cobaan teramat berat. Perobahan dunia seisinya, kelakuan makhluk manusianya merupakan cobaan yang sangat serius. Penemuan penemuan ilmu, penemuan segala sesuatu untuk kesenangan dunia, tidak memperhatikan halal haram cobaan berat. Semua yang terwujud, kebanyakan bukanlah di wujudkan dari orang yang paham agama, sehingga tidak mempertimbangkan urusan hukum Allah. Jadi ironi di negeri ini yang katanya mayoritas Muslim pembinaan agama manusia sejak lahir tidak terurus dengan baik, sejak lahir. Agama yang dipeluk dalam suatu keluarga berkembang begitu saja, ibarat melepas ayam kampung tadi, cari makan sendiri, besar sendiri, bertumbuh sendiri, masuk kandang sendiri kalau mau. Orang tua merasa puas, ketika menikah mengucapkan kalimah syahadat Islam seremonial, puas mantab. Waktu lahir dibuatlah akte kelahiran dengan bangga "agama : Islam", sahlah Islamnya. Tanpa tau tetek bengek ilmunya. Yang pentingkan niat saya. Merasa bereslah Islamnya. Mengaji alif, ba, ta... iqro..tammat, Top bereslah keimanannya. Baca Alquran dari surat Alfatihah sampai tammat surat Annas, bereslah Islamnya. Tanpa tau apa arti yang dibaca, makna , keterangan, asbabul nuzulnya, sudah pol. Dalam keadaan seperti itu naik Haji, tambah pol tambah merasa terhormat, pakai sorban keren.  Wah itu makna arti itu urusan orang di pasantren, Subhanallah, begitu ya. Sembahyang atau sudah solat, merasa pol, tanpa tahu ilmunya, yang penting gue sudah solat, Allah kan Maha tahu, itu dalilnya. Perhatikan berikut ini,



matsalu alladziina hummiluu alttawraata tsumma lam yahmiluuhaa kamatsali alhimaari yahmilu asfaaran bi/sa matsalu alqawmi alladziina kadzdzabuu bi-aayaati allaahi waallaahu laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina ( Q 62:5)
Gambarannya orang orang yang membawa kitab Taurot, kemudian dia tidak membawa pada kitab sebagaimana himar membawa kitab. Demikian itu sejelek jeleknya gambaran kaum yang mendustakan ayatayat Allah. Adapun Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang aniaya.

Demikian itu harus menjadi renungan bagi Muslim, orang dulu saja yang tidak paham pada Taurot saja sama hukumnya orang yang mendustakan ayat Allah, apalagi Alquran yang menjadi tuntunan utama setiap Muslim. Himar membawa kitab, tau apa himar dengan isi kitab, kalau itu terjadi pada manusia jadilah dia tergolong orang yang mendustakan agama.
Maka itu saatnya bertaubat, mulailah meningkatkan kepahaman agama. Apalagi saat sekarang sangat berat menjalankan agama dengan cara benar, bukan fitnah saja, tapi juga  semua apa yang terjadi diluar hampir semua bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul. Kalau kita sebagai orang tua tidak punya kepahaman yang kuat, bagaimana pula anak anak yang kita lahirkan merupakan amanah Allah.
Cobalah memahami ini, Mengikat keimanan, caranya , mempersungguh. Yang namanya mempersungguh itu tidak asal asalan. Asal hatinya Islam, Allah tahu hatiku adalah Islam. Tidak begitu. Yang namanya "iman" qoulun wa fiklun" , ya ucapan ya perbuatan. Nah ini Allah tahu kalau kita mempersungguh.



waalladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa-inna allaaha lama'a almuhsiniina
Barang siapa yang bersungguh sungguh dijalan kami (Allah) niscaya akan akan aku tunjukkan pada mereka pada jalan kami......
Kemudian mengagungkan, kalau orang mengagungkan tentu tidak meremehkan, contoh, ketika ada waktu solat tiba, sementara ada tamu "bisnis", ya solat dulu, tamunya diajak solat juga, jangan terus mau diajak berkhayal dapat untung gede. Tapi dalam hal ini mengagungkan hidayah Allah.


dzaalika waman yu'azhzhim sya'aa-ira allaahi fa-innahaa min taqwaa alquluubi
Demikianlah perintah (Allah), dan barangsiapa yang mengagungkan tanda tanda Allah maka sesungghnya itu dari ketaqwaan hati

Berusaha syukur, baik ucapan maupun perbuatan. Ucapan , mengucapkan alhamdulillah. Perbuatan, contoh bila dapat rejeki, tidak dimakan semua. Sebab sebagian dari rejeki itu ada titipan Allah untuk orang lain, prakteknya infaq, sodaqoh sesuai kepahaman.


wa-idz ta-adzdzana rabbukum la-in syakartum la-aziidannakum wala-in kafartum inna 'adzaabii lasyadiidun

Dan ketika Tuhanmu mengingatkan, jika  syukur kamu sekalian niscaya akan aku tambah nikmatku untuk kamu sekalian, tetapi kalau kalian mengkufuri nikmatku, ingatlah siksaku sangat pedih.

Pilih mana ente, mau syukur atau mau kufur.


Dan berdoa, dalam suatu hadist diterangkan otaknya ibadah itu adalah doa. Coba anda pikirkan. Di ayat lain orang yang tidak mau berdoa dihukumi orang yang sombong. Jangan semua pakai ratio, kita tidak tau apa yang terjadi di depan, dan kita juga tidak tau tentang qodar kita. Dengan doa inilah merupakan penjagaan dari keimanan kita terhadap apa yang bakal terjadi didepan.

Hampir saya tidak percaya , masakan ada orang yang tidak mau berdoa. Sedang Nabi saja yang sudah dijamin masuk sorga, diampuni segala dosa dosanya, saking syukurnya berdoa pol polan. Ternyata didalam kehidupa bermasyarakat saya menjumpai memang ada manusia tidak mau berdoa. Alasannya kalau berdoa, orang yang kurang syukur. Dipihak lain ada yang bilang yang penting usaha, macam macam alasannya. Sangat menyesakkan nafas. Ketika ditanya, bapak sudah berapa juz hafal dan faham alquran? " saya ga bisa baca alquran",katanya. Lha dasar hukumnya apa, kok bisa ngomong begitu, perutnya kali yang gendut.


waqaala rabbukumu ud'uunii astajib lakum inna alladziina yastakbiruuna 'an 'ibaadatii sayadkhuluuna jahannama daakhiriina

Berfirman Tuhanmu, berdoalah padaku, maka akan kukabulkan. Sesungguhnya orang orang yang sombong ( tidak mau berdoa) dari hambaku, akan kumasukkan mereka kedalam neraka jahanam dengan hina.

Maka berfikirlah dengan baik.

Ciptakan kerukunan mulai dari keluarga sampai dalam bermasyarakat. Belajar menerampilkan bertuturkata baik, Sabar keporo ngalah, Jujur dana amanah, tidak merusak kehormatan hak asasi sesama, saling menghargai dan saling memperhatikan. Ciptakan generus yang solih, alim dan faqih, berakhlaqul karimah, dan mandiri, serta punya tobiat luhur, Jujur, amanah, rukun, kompak, kerjasama yang baik, mujhid muzhid, wujudkan falsafah roda berputar, yang lemah dibantu, yang tidak bisa diberi pelajaran, yang lupa diingatkan, yang salah diarahkan pada kebenaran dan disuruh bertaubat.
Kiranya mudah mudahan bisa manfaat, amiin.

Thursday, December 12, 2013

Menjadi Generus Bangsa Yang Berhati Mulia?

Apa masih ada harapan untuk Menjadi Generus Bangsa Yang Berhati Mulia?. Judul yang repot. Apa ganti judul " Mencari Generus Bangsa Yang Ber Akhlaqul Karimah?". Mungkin sudah banyak putra bangsa yang terpikir kearah ini. Negeri ini berdasarkan "Pancasila". Nomer satu Ketuhanan Yang Maha Esa. Tapi kenyataannya amburadul "akhlaqnya?", entahlah, sudah dimana yang dulu itu.. Bagaimana mau mencapai sila sila yang lain kalau Sila pertama tidak ditetapi sebagaimana mestinya. Kadang kadang mungkin sama terpikir, apa sebagian besar anak bangsa ini pakai topeng apakah ujud aslinya? Keramahan bangsa sepertinya juga sudah palsu semata. Harusnya negeri ini tidak seperti itu, karena mayoritas Muslim. Tidak sulit Muslim di ajak ber akhlaqul karimah selagi konsekwen berpegangan pada Allah dan Rasulnya, aplikasinya menetapi Quran Hadist sebagaimana mestinya seperti yang dituntun Nabi Rasullullah SAW. Dan faham, bahwa tidak toat Allah Rasul pasti disiksa di Neraka, Mau?! Tahun yang akan datang akan lebih buruk dibanding tahun sekarang, itu dalil. Tahun boleh berobah bertambah buruk ( dalam segi agama lho!) , tapi Muslim enggak dong ( yang paham, mungkin). Itu peringatan dari Rasul , agar ummatnya wanti wanti, eh jaga diri. Allah tidak pernah tidur, tau bener apa yang hambanya lakukan. Tidak ada dalilnya, kalau hambanya itu akan dibiarkan, tidak ada dalilnya kalau hambanya, tidak akan di hisab, tidak dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya, itu tidak. Itu Luqman disurat Luqman sudah nasihat ke putranya ,"wahai anakku jika ada amalanmu seberat sebiji sawi, itu disimpan di batu, atau disimpan di bumi atau disimpan dilangit ( sampai ga kepingin tau akan perbuatannya), pastilah Allah akan mendatangkan amalan itu pada hari qiamat. itu akan dimintai pertanggung jawaban. Maka mbok ya , sing sadar tooooong tong entong. Selagi kowe Muslim pasti punya keyakinan bahwa setelah mati , kamu akan dihidupkan kembali untuk dimintai pertanggung jawaban mu."Tidak pindah telapak kakinya hamba pada hari kiamat sehingga hamba  akan ditanya, tentang umurnya dihabiskan untuk apa, tentang ilmunya diamalkan untuk apa, dan tentang harta darimana didapatnya dan digunakan untuk apa, dan tentang jasadnya dirusak untuk apa."  Tidak ada barang gratis didunia, semua akan ditanya dihisab diminta pertanggungjawaban disisi Allah Swt. Bijaksanalah mengisi hidup ini. Aduh akeh pisan ooi .... nanti lagi dilanjutkan..